KOMPAS.com – Beberapa waktu belakangan, aktivitas minum kopi menjadi tren. Di beberapa kota besar, kedai-kedai kopi mudah ditemukan dan selalu ramai. Selain menawarkan tempat yang nyaman, kedai-kedai ini juga mampu menyajikan kopi nikmat yang berasal dari biji kopi berkualitas.
Hal berbeda dirasakan William Christiansen dan Elvan Wenas pada enam tahun silam. Kala itu, untuk mendapatkan secangkir kopi nikmat butuh upaya. Jangankan kedai kopi, mencari biji kopi berkualitas saja bukan main susahnya. Kalau pun ada, harganya selangit.
Bagi pencinta kopi sekaligus Q Grader—pakar cita rasa kopi—seperti mereka, hal tersebut memprihatinkan. Di rumah, mereka meracik dan menyeduh sendiri untuk mendapatkan sajian kopi yang sesuai selera. Istilahnya home brewer.
Kondisi tersebut mendorong mereka untuk membangun rumah sangrai kopi sendiri. Dengan begitu, mereka bisa memenuhi keinginan menikmati kopi kualitas wahid. Rumah sangrai ini mereka beri nama Space Roastery.
Melalui Space Roastery, William juga ingin mengenalkan kopi Indonesia berkualitas.
Sejak awal berdiri, Space Roastery menyasar home brewers, baik penyeduh rumahan yang sudah profesional, baru belajar, maupun yang sedang meniti karier sebagai barista.
“Kami menargetkan home brewer atau orang yang memiliki hobi dan ketertarikan untuk mengolah serta membuat kopi sendiri di rumah dengan alat-alat manual,” ujar William dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/2/2022).
Dalam mengembangkan Space Roastery, ia mengusung visi “Meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia. Paling mudah lewat home brewer, habitual drinker”.
Sebagai roastery, William dan Elvan fokus menjual kopi produksi Space Roastery dan memulai bisnis kopi secara online pada 2016. Berawal dari mesin roasting kopi berkapasitas 1 kilogram (kg), kini beralih ke mesin sangrai berkapasitas 15 kg.
Pada awal merintis usaha, William mengaku kesulitan dalam mencari biji kopi lokal. Ia menilai, jumlah distributor kopi yang terbatas merupakan salah satu penyebabnya.
Tak hanya itu, imbuh William, Space Roastery juga sempat kesulitan untuk menjangkau penyeduh rumahan sebagai segmen pasarnya. Pasalnya, pada 2016 hingga 2017, citra industri dan bisnis kopi lekat dengan anggapan eksklusif, dan mahal.
Untuk ikut kelas kopi pada waktu itu, ingat William, seseorang harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta. Demikian pula belajar sensory, kelas yang ditawarkan seharga Rp 5 juta.
Memahami kondisi pasar yang seperti itu, Space Roastery turut berinisiatif memberikan edukasi tentang kopi untuk menarik minat home brewer, salah satunya melalui Instagram.
“Pada awalnya memang tidak mudah. Namun, Space Roastery kini sudah punya pelanggan setia dari penyeduh rumahan,” terang William.
Berbagai strategi pun dilakukan untuk menjangkau home brewer dari luar Pulau Jawa, yakni dengan menggratiskan ongkos kirim melalui website resmi Space Roastery.
Space Roastery juga membuat beragam program khusus untuk home brewer yang berminat memahami seluk-beluk kopi. Saat ini, program favorit home brewer Indonesia adalah The Sensory Project (TSP) yang sudah eksis sejak 2018.
“Seiring waktu berjalan, Space Roastery kini juga punya kafe dan bar dengan konsep indoor dan outdoor,” kata William.
Kini, Space Roastery sudah punya pelanggan loyal yang tersebar mulai dari Jakarta, Bogor, hingga Surabaya. Meski letaknya berada di sebuah gang, tak sedikit penggemar kopi dari berbagai kota bertandang ke Space Roastery.
Untuk diketahui, Space Coffee Roastery berada di Gang Loncang Nomor 88, Rogoyudan, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jaraknya sekitar 450 meter dari Biro Televisi Republik Indonesia (TVRI) Yogyakarta.
Lebarkan sayap di masa pandemi
Dalam menjalankan bisnis Space Roastery, William memegang prinsip “Kopi enak tak harus mahal.”
Oleh karena itu, ia pun berinovasi untuk menghadirkan minuman kopi yang lebih beragam. Ada 13 menu kopi dan lima menu nonkopi yang disuguhkan Space Roastery dengan rentang harga Rp 15.000 – Rp 25.000 untuk kopi dan Rp 25.000 flat untuk menu nonkopi.
Beragam varian kopi yang disediakan Space Roastery pun dikemas secara menarik dengan menyematkan nama-nama unik pada setiap produknya. Sebagai contoh, House Blend Space, Strawberry Fields, Machoffee, dan Originutt.
“Space Roastery memiliki keunikan dalam mengolah produk kopi lokal yang dipadukan dengan berbagai macam rasa, seperti pisang, jeruk, dan cokelat,” imbuh William.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, produk kopi Space Roastery juga dijual melalui website dan serta e-commerce.
Selain berjualan secara online, Space Roastery memiliki outlet yang memungkinkan pelanggan untuk datang dan menjajal pengalaman minum kopi secara langsung.
“Outlet-nya kami beri nama Space Roastery Slow Bar. Kini, ada dua outlet di Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan prioritas strategi bisnis yang kami jalankan. Outlet offline tetap diperlukan untuk memberikan pengalaman secara langsung bagi pelanggan,” tambahnya.
Berkat inovasi dan pendekatan bisnis yang ia jalankan, William mengaku bahwa usaha Space Roastery justru mengalami peningkatan pada masa pandemi Covid-19.
Pasalnya, selama aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi, semakin banyak orang tertarik minum kopi ala home brewing. Di masa seperti itu, William justru berhasil menemukan segmen pasarnya.
Inovasi lain yang dijalankan William adalah memanfaatkan layanan Moka untuk operasional bisnis.
Untuk diketahui, Moka adalah layanan point of sales (POS) berbasis cloud yang menyediakan solusi menyeluruh dalam bentuk fitur bagi para pelaku usaha. Layanan ini disediakan oleh grup teknologi GoTo Financial.
Adapun fitur yang tersedia dalam layanan tersebut adalah real-time dashboard, manajemen inventory dan stok, penerimaan e-wallet, fitur program loyalitas pelanggan, dan sudah terintegrasi dengan GoStore. Fitur-fitur ini dibuat untuk memudahkan pelaku usaha berjualan offline dan online.
Pada bisnis yang dijalani William, fitur dari Moka dipakainya untuk mengelola transaksi di outlet. Ia juga memanfaatkan program loyalitas agar Space Roastery dapat tetap terhubung dengan pelanggan yang sesuai dengan segmen pasar.
“Berkat Moka, saya tidak perlu sering datang ke outlet karena bisa mengawasi transaksi secara real-time,” jelas William.
William menambahkan, Space Roastery juga membangun komunitas “Home Brewer Indonesia”. Kini, anggotanya mencapai 17.000 orang. Hal ini berdampak pada peningkatan brand awareness Space Roastery.
Berbekal pengalaman menjalankan bisnis kopinya itu, William mewakili Space Roastery hadir pada acara “A Cup of Moka Conference 2022” yang digelar pada Januari 2022 untuk memberikan tips pengembangan bisnis.
Moka dukung UMKM
Head of Marketing Commerce Enablement GoTo Financial Karan Doeana mengatakan, Moka dibuat dengan misi memberikan solusi yang dapat membantu perkembangan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama di masa pandemi Covid-19.
“Dengan menggunakan Moka, pelaku usaha dapat fokus menyusun strategi bisnis ke depan dan memercayakan kegiatan operasional bisnis dengan menggunakan layanan serta fitur yang tersedia,” ujar Karan.
Tak hanya mengembangkan bisnis semata, Karan menuturkan bahwa Moka juga menaruh perhatian pada kemajuan UMKM di Indonesia. Moka secara aktif membantu pengembangan UMKM, salah satunya dengan mendirikan wadah berbasis edukasi teknologi digital bernama A Cup of Moka (ACOM).
Adapun “A Cup of Moka Conference” adalah kegiatan turunan dari program tersebut.
Sebagai informasi, selain Moka, GoTo Financial juga menyediakan solusi bisnis lain, seperti GoBiz, GoBiz Plus, Midtrans, Selly, dan GoStore.
Karan menambahkan, Moka kini telah dipercaya oleh lebih dari 40.000 merchant di seluruh Indonesia. Tak hanya di kota-kota besar di Pulau Jawa, pengguna Moka tersebar hingga ke Manokwari, Jayapura, dan Boven Digoel di Papua.
“Seiring peningkatan kepercayaan para pelaku bisnis dan meluasnya produk dalam ekosistem yang ditawarkan, Moka fokus dalam memperluas solusi pada 2022 agar dapat menjadi mitra terbaik bagi pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis,” kata Karan.
#Penjualan #Meningkat #Selama #Pandemi #Intip #Perjalanan #William #Christiansen #Dirikan #Space #Roastery
Klik disini untuk lihat artikel asli