KOMPAS.com – Cuaca panas dan aktivitas berat seperti olahraga atau pekerjaan fisik di bawah sinar matahari membuat beberapa orang sering merasa haus sehingga menenggak air lebih banyak daripada biasanya.
Asupan air memang penting bagi tubuh manusia demi menunjang semua kegiatan dan mencegah dehidrasi. Namun, air juga bisa memberi dampak negatif apabila dikonsumsi berlebihan.
Orang yang kebanyakan minum air berisiko mengalami kondisi hiponatremia atau ganggauan elektrolit atau umumnya disebut keracunan air.
Gangguan elektrolit tersebut berupa pengenceran yang mengakibatkan kadar natrium anjlok (di bawah 135 mEq/L, normalnya 135-145 mEq/L).
Padahal, natrium memiliki banyak peran bagi tubuh manusia, seperti meningkatkan kerja otot dan saraf serta menjaga tekanan darah.
Tanda-tanda hiponatremia
Gejala hiponatremia bisa berbeda tergantung pada proses penurunan kadar natrium pada manusia.
Melansir Everyday Health, berikut beberapa gejala umum yang dialami penderita hiponatremia.
- sakit kepala
- kelelahan
- linglung
- mual, muntah
- kejang atau kram otot
- kondisi mental yang berubah: gelisah, cepat marah
Faktor risiko hiponatremia
Selain kebanyakan konsumsi air, hiponatremia juga bisa dipicu oleh beberapa faktor lain yaitu:
- Kurang konsumsi makanan atau minuman yang mengandung natrium
- Penggunaan obat diuretik (misalnya pada penderita gagal jantung)
- Pemakaian jangka panjang obat antidepresan pada penyintas depresi berat
- Diare atau muntah kronis
- Perubahan hormonal, seperti insufisiensi kelenjar adrenal atau rendahnya kadar hormon tiroid
Kapan harus ke dokter?
Anda disarankan untuk segera periksa ke dokter atau mencari pelayan medis apabila mengalami gejala berat seperti muntah kronis, linglung, kejang, kesadaran menurun, dan kram.
Komplikasi hiponatremia
Hiponatremia dapat menyebabkan kejang, koma, dan gejala neurologis yang parah, termasuk kerusakan otak.
#Kebanyakan #Minum #Bisa #Sebabkan #Hiponatremia #Apa #Itu
Klik disini untuk lihat artikel asli