Wamen BUMN Buka-bukaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Nyaris Mangkrak

  • Whatsapp

KOMPAS.com – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo membeberkan pengalamannya menangani proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Banyak masalah serius yang mendera proyek yang didanai utang China tersebut.

Read More

Tiko, sapaan akrabnya, menyebut saat pertama kali ditugaskan menangani Kereta Cepat Jakarta Bandung pada 2019, proyek tersebut bahkan bisa dibilang nyaris mangkrak.

Bila dibiarkan kala itu, mega proyek bernilai ratusan triliun itu bisa berakhir menjadi besi tua. Menurutnya, butuh upaya yang besar mulai dari pemetaan proyek hingga negosiasi dengan pihak China untuk penyelesaian proyek ini.

“Saya harus menyelesaikan barang ini yang waktu itu di 2019 nyaris mangkrak. Lalu dipetakan lagi supaya barang ini jalan dan akhirnya beroperasi bagaimana pun caranya,” ujar Tiko dikutip pada Rabu (2/8/2023).

Langkah pertama yang dilakukan pihaknya guna menyelematkan proyek ini adalah dengan melakukan negosiasi dengan pihak China, di mana proyek ini juga banyak digarap kontraktor dari Negeri Tirai Bambu.

Ia mencontohkan, sebagian pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sempat terkatung-katung saat menemui masalah serius pada kondisi tanah yang labil sehingga sulit dibuat terowongan (tunnel).

Setelah pekerja lokal dan pekerja China angkat tangan, pihak kontraktor dari Beijing akhirnya berpikir keras untuk membuat bor yang bisa menembus batuan di kawasan pegunungan di sekitar Padalarang.

“Tiap kali dibor, ambrol lagi, dibor ambrol lagi. Akhirnya sama China diskusi panjang lebar dan meng-create bor baru. Jadi dia sambil bor, dia bisa sambil ngecor,” kata dia.

Masalah serius lainnya yang cukup rumit adalah kesepakatan bunga utang dari China yang dianggap masih tinggi. Terlebih investasi Kereta Jakarta Bandung rupanya membengkak sangat tinggi.

Pemerintah pun juga belakangan menyuntik dana APBN ke proyek ini melalui PMN PT KAI (Persero), meski pada awalnya KCJB dijanjikan tanpa menggunakan uang pajak sepeser pun.

“Jadi kita bikin PMO besar dengan berbagai komponennya, ada yang ngurusi mengenai civil works-nya, sarananya, stasiunnya, integrasi teknologinya, negosiasi keuangan dengan China, mengubah Perpres,” paparnya.

Investasi mahal

Pemerintah Indonesia dan China beberapa waktu lalu sudah menyepakati besaran pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Setelah dilakukan audit menyeluruh, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya sebesar Rp 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18,02 triliun.

Angka tersebut merupakan hasil audit dari setiap negara yang kemudian disepakati bersama. Dengan demikian, biaya total proyek yang berlangsung sejak 2016 itu kini mencapai 7,27 miliar dollar AS atau setara Rp 110,22 triliun (kurs Rp 15.100).

Nilai setelah pembengkakan ini sejatinya sudah jauh melampaui investasi dari proposal Jepang melalui JICA yang memberikan tawararan proyek KCJB sebesar 6,2 miliar dollar AS dengan bunga 0,1 persen.

Untuk menutup biaya yang kelewat besar tersebut, akhirnya pemerintah menyuntik proyek tersebut dengan duit APBN meski awalnya proyek ini dijanjikan murni bisnis tanpa campur tangan uang pajak.

Namun meski sudah dibantu uang APBN, jumlah kekurangannya masih terlalu besar, sehingga pemerintah menegosiasikan tambahan utang baru ke China, di mana bunga pinjaman yang berlaku saat ini adalah 2 persen.

Untuk diketahui, total panjang lintasan Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah 142 kilometer, menghubungkan kawasan Halim di Jakarta Timur dengan Tegalluar yang masuk ke wilayah Kabupaten Bandung.

Dengan asumsi panjang 142 kilometer dan keseluruhan biaya investasi Rp 110,22 triliun tersebut, artinya untuk setiap 1 kilometer proyek KCJB membutuhkan investasi Rp 776,19 miliar.

Keseluruhan biaya tersebut meliputi investasi pembangunan lintasan rel dan rangkaian Electric Multiple Unit (EMU).

(Penulis: Yohanna Artha Uly | Editor: Yoga Sukmana)


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Wamen #BUMN #Bukabukaan #Kereta #Cepat #JakartaBandung #Nyaris #Mangkrak

Klik disini untuk lihat artikel asli

Related posts