KOMPAS.com – Sejumlah warganet di TikTok ramai membagikan mengenai adanya anak-anak yang menirukan gerakan konten video animasi Skibidi Toilet.
Beberapa video yang dibagikan menunjukkan adanya anak-anak yang menirukan gerakan Skibidi Toilet dengan berjongkok, menggerakkan kepala, mata dan mulutnya sembari menyanyikan lagu aneh Skibidi Toilet.
Di sejumlah video lain, anak-anak juga masuk ke dalam wadah seperti tempat sampah ataupun tong dan kardus.
Salah satu akun yang membagikan mengenai sindrom Skibidi Toilet yang ditirukan anak-anak ini yakni akun @ikhsanz465.
@ikhsanz465 #windahbasudara #sikibiditoilet #xyzbca ? Beat Automotivo Tan Tan Tan Viral – WZ Beat
Akun lain yang membagikan mengenai dampak Skibidi Toilet yang banyak ditirukan anak-anak juga dibagikan akun @happyplayhouseid.
Sebagai informasi Skibidi Toilet adalah serial animasi YouTube yang populer di media sosial sejak debutnya pada Februari 2023.
Alur cerita serial animasi ini berupa cerita fantasi aneh di mana ada pasukan penjahat toilet yang menguasai dunia.
Lantas, bolehkah anak kecil menonton Skibidi Toilet dan apa bahayanya?
Bolehkah anak kecil menonton Skibidi toilet?
Psikolog Klinis Personal Growth Shierlen Octavia mengatakan, tayangan Skibidi Toilet tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak.
“Tentu saja tayangan seperti ini pada dasarnya tidak ditujukan untuk anak dan oleh karenanya tidak sebaiknya ditonton apalagi ditirukan oleh anak-anak,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/8/2023).
Menurut dia, Skibidi Toilet menampilkan animasi dan jalan cerita yang tak masuk akal, aneh, dan cenderung menampilkan kekerasan di beberapa episodenya.
Dengan perkembangan kognitif dan emosional anak yang belum benar-benar matang, serta anak belum bisa benar-benar menilai maupun mengambil keputusan, tontonan semacam itu dapat menimbulkan dampak yang berbahaya.
Ia mengingatkan, dari setiap konten yang dilihat, anak akan mempelajari mengenai perilaku orang di sekitarnya. Hal ini, akan mempengaruhi cara anak bertindak dan memperlakukan orang lain.
“Jika mereka melihat perilaku kekerasan dan terbiasa melihat tayangan aneh, sangat mungkin bagi mereka untuk melakukan tindakan yang aneh, menyimpang, dan tidak sesuai norma,” kata dia.
“Tontonan demikian juga dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami masalah emosional, seperti timbulnya rasa cemas dan takut berlebihan sehingga dapat menghambat perkembangan mental emosional mereka,” sambungnya.
Pentingnya pengawasan orang tua
Ia mengingatkan, bahwa peran orang tua sangat penting untuk mengawasi konten maupun media sosial yang dikonsumsi anak-anak.
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua terhadap konten-konten yang dilihat anak-anak, yakni:
- Batasi penggunaan media sosial sesuai dengan umur. Berikan edukasi mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
- Buat perjanjian dengan anak bahwa mereka boleh bermain media sosial dengan catatan orang tua juga berhak mengetahui hal yang mereka konsumsi.
- Pantau penggunaan gadget anak secara berkala. Orang tua juga bisa melakukan parental control terhadap tayangan yang ditonton oleh anak dengan menyalakan setting di media sosial anak.
- Bangun relasi yang hangat dan terbuka dengan anak sehingga anak juga terbuka pada orang tua, termasuk dalam menceritakan mengenai tontonan mereka.
- Dorong anak untuk aktif berkegiatan di dunia nyata dengan teman sebaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Ramai #soal #Sindrom #Skibidi #Toilet #Apa #Bahayanya #untuk #Anak
Klik disini untuk lihat artikel asli