BEKASI, KOMPAS.com – Miftahuddin Ramli (52), warga Kota Batu, Jawa Timur, yang bersepeda dari rumahnya menuju ke DKI Jakarta kini tiba dan singgah sejenak di Kota Bekasi, Minggu (13/8/2023).
Pria yang karib disapa Midun itu tiba setelah 11 hari menggowes sepedanya. Midun disambut oleh sejumlah suporter sepak bola dari berbagai kelompok, antara lain Jak Mania, Viking, dan Soebex, suporter dari tim Persipasi Kota Bekasi
Ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, sepeda yang digowes oleh Midun masih lengkap dengan miniatur keranda berlapis kain hitam.
Coretan kalimat-kalimat protes tampak jelas menghiasi kain tersebut. Kalimat di sisi kanan misalnya, tertulis “Football Without Violence” atau yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti sepak bola tanpa kekerasan.
Di sisi kiri miniatur keranda itu juga tampak tertulis kalimat “Justice for Kanjuruhan” atau yang berarti keadilan untuk Kanjuruhan.
Sementara untuk bagian depan dan belakang miniatur keranda itu, tertulis angka 135. Angka tersebut merujuk kepada total korban dari Tragedi Kanjuruhan.
Sepeda itu Midun modifikasi layaknya sepeda tandem, namun tanpa setang tambahan. Midun menambahkan rangka besi sepeda dan satu ban di bagian belakang.
Hal itu dilakukan agar sepeda bisa mengangkut miniatur keranda yang ia bawa.
Sejumlah pesan juga tertulis di sebuah sobekan kardus yang diikat menggunakan tali rafia. Pesan-pesan tertulis itu diikat di bagian belakang rangka tambahan sepeda.
“Tetapkan Tragedi Kanjuruhan Sebagai Pelanggaran HAM Berat !!!” bunyi salah satu pesan di sebuah sobekan kardus yang ikut dibawa oleh Midun.
“1312 ACAB,” bunyi pesan lain yang ada di sepeda tersebut.
“Pak Jokowi, buktikan omongan bapak, kalau hukum di Indonesia tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Ingat, omongan sama dengan janji yang akan dibawa sampai mati. Usut tuntas Tragedi Kanjuruhan. Jangan biarkan 135 nyawa yang tidak bersalah melayang dengan sia-sia,” demikian pesan lainnya.
Pria yang juga bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pariwisata Kota Batu itu juga turut membawa dua buah bendera merah putih berukuran kecil. Bendera itu ia ikat di bagian depan dan belakang miniatur keranda tersebut.
Midun sendiri berangkat pada Kamis (3/8/2023) dari rumahnya di Jalan Darsono, Kota Batu, Jawa Timur, sekitar pukul 10.00 WIB.
“Tidak melupakan dan tidak terulang seperti tragedi Kanjuruhan, tujuannya itu sebenarnya, melalui ekspedisi ini juga melewati stadion-stadion dengan misi yang sama,” kata Midun, Kamis (3/8/2023) lalu.
Midun bersepeda dengan membawa replika keranda yang tersambung di bagian belakang. Replika keranda itu merupakan simbol menuntut keadilan hilangnya 135 nyawa dalam tragedi Kanjuruhan.
“Untuk perbekalan yang dibawa, ada baju, peralatan sepeda seperti pompa angin, sama lain-lain,” katanya.
Rencananya, ia menuju Jakarta melalui rute jalan pantai utara atau Pantura.
Dari Malang, Midun akan menuju Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, lalu ke Kendal.
Perjalanan akan dilanjutkan menuju Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Jatibarang, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi dan Jakarta.
Sedangkan, rencana stadion yang akan dilewati di antaranya Stadion Kanjuruhan, Stadion Gajayana, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Joko Samudro di Gresik, Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta dan sejumlah stadion lainnya.
“Finish-nya di Senayan, mohon doanya untuk diberi kekuatan,” katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Teriak #Kemarahan #Sepeda #Midun #Digowes #dari #Malang #Jakarta #untuk #Tragedi #Kanjuruhan #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli