Kesaksian AH Nasution dalam Peristiwa G30S/PKI

  • Whatsapp

KOMPAS.com – Abdul Haris Nasution atau AH Nasution adalah jenderal Angkatan Darat yang selamat dari upaya penculikan Gerakan 30 September atau G30S yang terjadi pada tahun 1965 lalu.

Read More

AH Nasution menjadi salah satu dari 7 jenderal yang menjadi sasaran penculikan G30S/PKI.

Para jenderal itu ditangkap lantaran diduga hendak mengkudeta Presiden Soekarno.

Namun, AH Nasution berhasil meloloskan diri berkat aksi istrinya dan ajudannya, Pierre Tendean yang menyamar menjadi dirinya dan ditangkap oleh Pasukan Cakrabirawa.

Akibat peristiwa itu, AH Nasution kehilangan putri kecilnya Ade Irma Suryani yang terkena tembakan sebanyak tiga kali di bagian punggungnya.

AH Nasution juga kehilangan ajudannya, Pierre Tendean yang tewas dieksekusi setelah menyamar menjadi dirinya.

Peristiwa penculikan itu bermula pada 1 Oktober 1965 pukul 4.00 pagi. Saat itu, rumah AH Nasution yang berlokasi di Teuku Umar No. 40, Menteng, Jakarta Pusat didatangi sekitar 15 tentara yang dipimpin oleh Letnan Doel Arief.

Pasukan yang bernama Pasopati itu mengetuk pintu rumah tersebut saat keluarga Nasution tengah tertidur lelap.

Namun, ternyata Nasution masih terjaga bersama dengan istrinya, Johanna Suniarti.

Dilansir dari (2022), Suniarti sempat memeriksa pintu yang dibuka secara paksa itu.

Namun, dia segera menutupnya begitu melihat tentara Cakrabirawa berdiri di ambang pintu sembari mengarahkan senjata apinya.

Melihat perlawanan Suniarti, Pasukan Cakrabirawa membombardir pintu dan tembok kamar.

Nasution bersama dengan sang istri berusaha kabur melalui pintu lain dan menyusuri koridor pintu samping rumah.

Saat itu, beberapa peluru ditembakkan dan membangunkan ibu serta adik Nasution, Mardiah.

Mardiah berlari menyelamatkan diri sambil membawa putri Nasution, Ade Irma Suryani yang masih berusia 5 tahun.

Nahas, Ade Irma Suryani terkena tembakan sebanyak tiga kali di bagian punggungnya dan meninggal dunia usai dirawat lima hari di rumah sakit.

Bersembunyi di halaman Kedubes Irak

Dikutip dari Museum Nusantara, Nasution dan keluarganya berhasil lolos setelah memanjat pagar menuju halaman Kedubes Irak.

Berdasarkan kesaksian Nasution pada media, dia dan keluarganya yang sedang terluka bersembunyi di balik tumpukan drum bekas di halaman Kedubes Irak.

Dia sempat hendak kembali masuk ke rumahnya ketika putrinya, Ade Irma Suryani tertembak.

Namun, upaya itu dicegah oleh istrinya yang memohon agar Nasution menyelamatkan diri.

Dalam persembunyiannya itu, Nasution sempat mendengar salah seorang berteriak, “….seseorang melarikan diri di samping.”

Saat subuh, pasukan Pasopati membubarkan diri, pada saat itulah Nasution mulai berlarian mencari pertolongan untuk keluarganya.

Hingga pada 2 Oktober 1965, G30S berhasil diatasi. Namun, Nasution kehilangan sosok ajudannya, Lettu Pierre Tendean yang turut berperan menyelamatkannya dengan menyamar sebagai dirinya.

Pierre Tendean gugur di tangan pasukan Cakrabirawa setelah menghadap dan dieksekusi oleh pasukan itu.

Nasution menjadi saksi sejarah mencekam peristiwa G30S/PKI di Indonesia. Dia tutup usia pada 6 September 2000 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Sebelum tutup usia, tepatnya pada 1997, AH Nasution mendapat gelar kehormatan Jenderal Besar.

Hanya ada dua perwira lain yang mendapatkan gelar tersebut, yaitu Jenderal Soedirman dan Soeharto.

 


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

#Kesaksian #Nasution #dalam #Peristiwa #G30SPKI

Klik disini untuk lihat artikel asli

Related posts