KOMPAS.com – Platform jejaring sosial profesional, LinkedIn melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara global. Karyawan yang terdampak sebesar tiga persen atau setara 668 pekerja dan terdiri dari berbagai macam divisi.
Berbagai macam divisi mencakup divisi produk (product), keuangan (finance), teknisi (engineering), dan talent. Menurut pengakuan LindkedIn, pemberlakuan PHK menjadi keputusan sulit, tetapi penting untuk memanajemen ulang bisnis perusahaan.
“Perubahan talenta adalah bagian tersulit, tetapi menjadi bagian penting dan mendasar untuk memanajemen bisnis kami,” jelas LindkedIn dalam blog resminya, Senin (16/10/2023).
Pasalnya, PHK yang dilakukan bukanlah yang pertama kali. Per tahun ini, LinkedIn sudah melakukan dua kali pengurangan karyawan. PHK yang pertama dilakukan pada Mei 2023 lalu dan berimbas pada 716 karyawan.
Merujuk pada pernyataan LindkedIn pada Mei lalu, pemangkasan dilakukan untuk mereskonstrusikan ulang guna meningkatkan “kelincahan” dan pertumbuhan yang lebih besar. Sementara itu, PHK kedua kali ini ditujukan untuk merampingkan pengambilan keputusan.
Sebagaimana dikutip KompasTekno dari laman resmi LindkedIn, pemangkasan menjadi upaya perusahaan untuk beradaptasi, berinvestasi dengan memprioritaskan keputusan strategis, dan terus memastikan bahwa perusahaan dapat memberi nilai bagi seluruh konsumen.
“Selagi beradaptasi dengan struktur organisasi dan merampingkan pengambilan keputusan kami, kami akan terus berinvestasi dalam strategi prioritas untuk masa depan dan memastikan terus membeli nilai terhadap pekerja dan konsumen kami,” jelas LindkedIn.
Kendati begitu, melansir dari Gizmodo, pemangkasan karyawan dilakukan tak lama setelah LindkedIn memublikasi laporan keuangannya. Laporan tersebut mencatat LindkedIn berhasil melampaui pendapatan (revenue) sebesar 15 miliar dollar AS (Rp 235 triliun) pada kuartal IV-2022 tahun fiskal.
Pertumbuhan secara year-on-year (YoY) juga tercatat positif karena naik sebesar lima persen, sejalan dengan pertumbuhan mata uang konstan sebesar 7 persen.
“Saat ini kami terus melaksanakan rencana tahun fiskal 2024 (FY24/Fiscal Year of 2024), kami perlu mengembangkan cara bekerja dan apa yang diprioritaskan sehingga perusahaan dapat menyalurkan inistiatif utama yang sudah diidentifikasi dan memiliki dampak besar untuk mencapai tujuan bisnis,” jelas pihak eksekutif Lindked, Mohak Shroff dan Tomer Cohen dalam memo internal.
“Hal ini mengartikan (perusahaan melakukan) adaptasi struktur organisasi untuk meningkatkan kelincahan dan akuntabilitas, membangun kepemilikan yang jelas, mendorong peningkatan efisiensi, dan tranparansi lewat pengurangan lapisan,” tambah dua petinggi itu.
Dari pernyataan di atas, sejumlah pihak berspekulasi bahwa PHK yang dilakukan sejalan dengan fokus LindkedIn yang sedang mengembangkan fitur bertenaga AI (kecerdasan buatan/Artificial Intelligence).
Sebab, Microsoft telah membeli saham OpenAI sebesar 49 persen seharga 13 miliar dollar AS (Rp 204 triliun) pada April lalu. Setelah itu, perusahaan memperkenalkan fitur AI baru di LinkedIn, seperti fitur pelatihan bertenaga AI untuk pengguna berbayar dan fitur mencari kandidat yang dibantu oleh AI.
Namun, saat dimintai tanggapan mengenai hal tersebut, juru bicara LindkedIn tidak memberi respons yang jelas. Juru bicara LindkedIn hanya menekankan bahwa restrukturisasi dilakukan untuk mendukung masa depan LindkedIn.
“Restrukturisasi ini untuk mendukung masa depan LindkedIn secara,” ujar juru bicara perusahaan saat dihubungi oleh Gizmodo.
Adapun perusahaan induk LindkedIn, Microsoft juga sempat melakukan pengurangan karyawan yang terbagi ke dalam beberapa gelombang. Awal tahun ini, Microsoft mengumumkan pengurangan jumlah karyawannya sebanyak 10.000 pekerja. Informasi itu disampaikan lewat memo internal perusahaan.
SUMBER: https://news.linkedin.com/2023/october/october-2023-update
https://www.theverge.com/2023/10/16/23919241/linkedin-layoff-hundreds-employees-revenue
https://gizmodo.com/linkedin-lays-off-nearly-700-employees-worldwide-1850931146
https://news.linkedin.com/about-us#Statistics
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#PHK #Global #LinkedIn #Karyawan #Kena #Imbas
Klik disini untuk lihat artikel asli