KOMPAS.com – Setiap stasiun kereta api (KA) memiliki papan nama yang menunjukkan nama stasiun tersebut.
Namun, selain nama stasiun, papan tersebut juga menunjukkan informasi berupa angka yang tertera di bawah nama stasiun.
Di depan angka tersebut terdapat simbol “+”. Sebagai contoh, Stasiun Sumberlayang +126 M.
Lantas, apa arti simbol dan angka tersebut?
Vice President Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus mengatakan, simbol “+” diikuti angka yang tertera di bawah nama stasiun KA bukan menunjukkan jarak stasiun atau panjang rel.
Simbol beserta angka tersebut menunjukkan ketinggian stasiun yang diukur dari permukaan laut.
“Simbol tersebut menunjukan elevasi atau ketinggian stasiun yang diukur dari permukaan laut,” kata Joni saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/11/2023).
Ketinggian stasiun tersebut dinyatakan dalam satuan meter atau M.
Joni memberi contoh, apabila papan nama stasiun kereta api tertera Sumberlawang +126 M, artinya stasiun Sumberlawang berada di ketinggian 126 meter dari atas permukaan air laut.
“Informasi ketinggian tiap stasiun tersebut dibuat untuk kebutuhan operasional perjalanan kereta api,” jelasnya.
Fungsi angka di bawah nama stasiun kereta api
Berikut fungsi informasi angka di bawah nama stasiun KA:
1. Menentukan jenis lokomotif yang dipakai
Joni mengatakan, informasi angka di bawah nama stasiun KA bertujuan untuk menunjukkan ketinggian stasiun.
Hal itu penting untuk menentukan jenis lokomotif yang akan dipakai karena masing-masing lokomotif memiliki spesifikasi teknis yang sesuai dengan kondisi geografis daerah yang akan dilalui.
“Sebelum lokomotif sudah secanggih sekarang ini, keterangan tersebut digunakan untuk menentukan jenis lokomotif yang hendak dipakai dan jumlah rangkaian yang akan ditarik oleh lokomotif,” terang Joni.
Sebagai contoh, stasiun yang terletak di dataran tinggi membutuhkan lokomotif dengan spesifikasi lebih besar daripada lokomotif yang beroperasi di dataran rendah.
2. Menentukan beban rangkaian KA
Informasi angka di bawah nama stasiun KA juga berfungsi untuk menentukan beban rangkaian KA dan jumlah petugas pelayanan rem.
Sebab, kala itu pengereman kereta masih dilakukan oleh petugas, yakni berupa pengereman manual yang langsung dilakukan oleh petugas pada gerbong.
Berbeda dengan pengereman saat ini yang menggunakan rem udara tekan pada lokomotif.
3. Menentukan waktu tempuh KA
Informasi ketinggian stasiun juga berperan penting untuk menentukan waktu tempuh perjalanan KA.
“Keterangan ketinggian stasiun juga biasanya berguna bagi penentuan waktu tempuh dan kecepatan kereta berjalan,” tutur Joni.
Artinya, kereta yang menanjak akan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan perjalanan ke stasiun yang lebih rendah ketinggiannya.
Hal ini menjadi panduan utama, baik bagi masinis, pengendali perjalanan kereta, maupun petugas lapangan yang terkait langsung dengan perawatan jalan rel.
Begitu pula petugas yang sedang membuat Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
Stasiun tertinggi di Indonesia
Stasiun tertinggi di Indonesia terletak di Kabupaten Bandung, yakni Stasiun Nagreg dengan ketinggian 848 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Berikut 3 stasiun tertinggi di Indonesia:
- Stasiun Nagreg (+848 M), Kabupaten Bandung.
- Stasiun Lebak Jero (+818 M), Kabupaten Bandung.
- Stasiun Cipendeuy (+772 M), Kabupaten Garut.
Adapun stasiun terendah di Indonesia adalah Stasiun Pasar Turi (+1), Surabaya.
Hingga saat ini, tidak ada stasiun KA dengan ketinggina minus atau di bawah permukaan laut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Bukan #Jarak #Ini #Arti #Simbol #dan #Angka #Bawah #Nama #Stasiun #Kereta #Api
Klik disini untuk lihat artikel asli